"Salah satu cara untuk menyadarkan dan menumbuhkan kecintaannya terhadap budayanya sendiri di Kalimantan tengah di masa sekarang ini sangatlah tepat melalui diskusi online ini" kata ketua PMH-UPR, BENI.
Menurutnya kegiatan diskusi online sangatlah penting, sebab berkaitan dengan budaya Kalimantan tengah yang mulai luntur dikarenakan budaya asing yang masuk di Indonesia termasuk Kalimantan tengah dan pendemi covid-19, khususnya untuk menjaga budaya Dayak Kalimantan tengah.
“Harapannya sebagai pemuda-pemudi Hindu dalam upaya pelestarian budaya hendaknya di mulai dari internal kita terlebih dahulu. Kita harus memiliki rasa bangga dan percaya diri terhadap baju dan aksesoris yang memiliki khas Dayak. Pelatihan-pelatihan pembuatannya dapat menjadi staregi kita untuk menarik simpati orang lain untuk ikut andil dalam upaya yang kita lakukan,” ujar pemateri pertama Jonedi.
“Budaya dapat berubah, budaya bersifat dinamis. Contohnya budaya bertegur sapa kita pada masa pandemi ini mengalami penggeseran sebagai bentuk penyesuain dari keadaan masyarakatnya. Sedangkan adat memerlukan waktu yang lama untuk mengalami perubahan, bahkan relatif sama,” papar pemateri kedua Yastin Budiarta.
“Tidak hanya pemuda yang berperan dalam melestarikan budaya semua kelompok masyarakat berperan dalam upaya pelestarian budaya itu sendiri,” lanjut pemateri kedua Yastin Budiarta.
Meskipun diskusi dilakukan secara daring, namun hal itu tidak menyurutkan semangat para peserta dalam mengikuti diskusi. Selain pemaparan materi yang menarik, tema yang dibahas pun rupanya telah menarik rasa ingin tahu para peserta diskusinya.